Cerita Aborsi: Merebut ruang feminis di internet

Melindungi hak untuk akses dan berbagi informasi melalui internet merupakan pertempuran yang menawarkan sedikit jeda untuk Women on Web. Cerita aborsi yang dikisahkan perempuan merupakan cara untuk memahat ruang publik online yang jika tidak, akan disesaki laki-laki.

Blog oleh Venny Ala-Siurua*

 

Women on Web merupakan ruang digital yang aman dan inklusif, tempat perempuan dan orang hamil dapat mengakses informasi, berbagi pengalaman, dan mendefinisikan ulang debat seputar akses aborsi. Setiap tahun, Women on Web menyambut jutaan pengunjung yang mengeksplotasi dan mendiskusikan pilihan reproduksi mereka di laman situsnya. Website itu membuat kami membantu 60.000 perempuan, membalas lebih dari 100.000 email setiap tahun, dan juga menjadi puan rumah atas koleksi cerita aborsi tanpa disaring.

Kami berjuang untuk internet yang menjadi ruang perempuan untuk bisa mengakses informasi, mengambil keputusan berdasarkan informasi terkait kesehatan reproduksi, dan berpartisipasi dalam debat serta diskusi tanpa rasa takut atas ancaman. Memperluas akses terhadap aborsi swakelola melalui website kami sejalan dengan prinsip feminis internet atas perlawanan, akses, dan ekspresi. Dengan akses terhadap informasi yang terpercaya, perempuan dapat merebut otonomi atas tubuh mereka dan berbagi pengalamannya untuk meneriakkan narasi kehamilan tidak diinginkan yang terus dibungkam.

 

Serangan online terhadap akses aborsi  

Internet tidak pernah menjadi utopia demokrasi dan desentralisasi seperti yang kita bayangkan; informasi tersebar tanpa batasan. Bagi perempuan dan orang queer, ini berarti perjuangan di ruang offline tereplikasi secara online. Upaya untuk mewujudkan kesetaraan gender di Internet sering kali menjadi upaya terseok-seok dalam melawan korporasi dan pemerintah yang memonopoli data dan informasi yang tersedia secara online.

Selagi Women on Web berupaya mempertahankan layanan dan narasinya secara online, informasi ngawur terkait aborsi terus merambat di internet dan akses terhadap informasi yang benar malah diblok dan dibatasi oleh algoritma. Sejak awal mula Women on Web pada 2015, website ini sudah disensor di beberapa negara yang akses aborsinya antara ilegal, dibatasi atau terpengaruh agama atau agenda politik. Urusan sensor ini menekan kebebasan berekspresi dan akses terhadap informasi, tetapi ini sama sekali tidak menghentikan kebutuhan perempuan atas aborsi.

Selama krisis kesehatan publik COVID-19, kami mengobservasi contoh-contoh yang dilakukan di Inggris Raya, Prancis, dan Irlandia dalam melegalisasi aborsi telemedis dengan pil aborsi. Sayangnya, progres di beberapa negara lain malah dilemahkan oleh oposisi di negara lainnya. Pada Mei, website kami disensor di Spanyol, negara yang melegalkan aborsi pada trimester pertama. Merebut dan melindungi ruang aman di internet untuk memfasilitasi akses dalam perawatan aborsi yang menyelamatkan nyawa merupakan pertempuran yang tidak terprediksi yang hanya meninggalkan sedikit waktu bagi kami untuk berjeda.

Pada Mei 2020, operasional kami terkena dampak dari Google’s core update. Hal ini menyebabkan penurunan signifikan dalam lalu lintas website dan mempunyai konsekuensi buruk terhadap akses aborsi, mempertanyakan ulang apakah algoritma memang berpihak pada bias gender dan gagal melihat nuansa atas faktor yang ada dalam kerja Women on Web.

 

Memahat ruang feminis melalui cerita aborsi

Ketika perempuan dibungkam secara offline dan online sembari akses aborsi diserang, ini merupakan momen kritis bagi suara perempuan untuk tetap digaungkan dan pengalaman mereka tetap dibagi; menceritakan aborsi yang baik-baik saja, normal, dan biasa. Aborsi merupakan intervensi medis yang paling umum dilakukan di seluruh dunia dan semua perempuan serta orang hamil perlu tahu tentang ini. Mereka perlu mendengar tentang manusia dan pengalaman di belakang statistik untuk merasa lebih percaya diri terhadap keputusannya dan untuk tahu bahwa ada informasi dan dukungan tersedia bagi mereka. Setiap cerita yang tidak disaring dalam website kami berkontribusi dalam pembelajaran dan memahat sedikit ruang publik online yang jika tidak, akan disesaki laki-laki.

  

Untuk membaca cerita aborsi: https://www.womenonweb.org/en/page/488/i-had-an-abortion

Untuk membagi cerita Anda: https://www.womenonweb.org/en/yourstory

Untuk membaca aborsi swakelola: https://www.womenonweb.org/en/page/6905/questions-and-answers

 

Venny Ala-Siurua adalah Manager of Operations Women on Web.