Apa yang akan terjadi kalau kamu melakukan aborsi dengan kehamilan di atas 12 minggu?

Aborsi dengan pil terbukti efektif dan aman sampai kehamilan 12 minggu.  

Bahkan kalau kamu sudah hamil lebih dari 12 minggu dan melakukan aborsi medis, obatnya akan tetap bekerja dan mengakibatkan aborsi. Namun, risiko komplikasinya meningkat dan lebih mungkin untuk mendapat perawatan dokter atau tenaga kesehatan profesional setelahnya (Lihat tabel di bawah untuk melihat komplikasi dan peningkatan risiko). Maka itu, sangat disarankan, kalau kamu menggunakan pil setelah kehamilan di atas 12 minggu, pastikan Anda berada di tempat yang dengan fasilitas kesehatan, misalnya ruang tunggu rumah sakit atau tempat yang dekat dengan rumah sakit.  

Aborsi dengan pil tampak seperti keguguran dan tidak ada perbedaan fisik yang signifikan antara melakukan aborsi medis dan mengalami keguguran spontan. Gejala dan tindakan perawatan yang akan diterima sama saja. Kalau kamu tinggal di negara yang hukumnya tidak mendukung aborsi dan kamu sangat perlu mengakses layanan kesehatan, penting untuk bilang kepada dokter bahwa kamu mengalami keguguran karena di beberapa negara, orang yang melakukan aborsi bisa diproses secara hukum. Perhatikan juga bahwa kamu akan kehilangan banyak jaringan dan darah, tetapi juga fetus (ukurannya tergantung usia kehamilan), yang akan bisa dikenali dan bisa membuat kalut ketika melihatnya

Aborsi medis untuk usia kehamilan di atas 12 minggu selalu menjadi pilihan yang lebih aman daripada melakukan metode tidak aman untuk menginisiasi aborsi, misalnya menggunakan benda tajam ke dalam vagina, menelan bahan-bahan kimia beracun seperti pemutih atau menyebabkan trauma dengan memukul-mukul perut. Jangan pernah menggunakan metode yang berbahaya!

Informasi lebih lengkap:

Semakin lama usia kehamilannya, semakin tinggi risiko komplikasinya untuk aborsi medis. Menurut studi yang dilakukan oleh Hamoda dkk. “Aborsi medis pada usia kehamilan 64 sampai 91 hari: tinjauan ulang dari 483 kasus berurutan” yang diterbitkan dalam the American Journal of Obstetrics and Gynecology, persentase orang yang membutuhkan perawatan medis lebih lanjut berdasarkan lama kehamilan sebagai berikut.  

 

Lama kehamilan

%  jumlah yang membutuhkan perawatan medis lebih lanjut 

0- 49 hari (0-7 minggu)

<2 %

40-63 hari (7-9 minggu)

2.5%

64-70 hari (9-10 minggu)

2.7%

71-77 hari (10-11 minggu)

3.3%

77-84 hari (11-12 minggu)

5.1%

85-91 hari (12-13 minggu)

8%

 

Perawatan medis lebih lanjut terdiri dari pemberian obat, kuret darurat, vakum aspirasi untuk kehamilan yang berlanjut atau aborsi yang belum tuntas.  

Kehamilan dari 64 sampai 93 hari (9 sampai 13 minggu), 0,4 % perempuan mungkin akan membutuhkan kuret darurat untuk pendarahan.  

Bahkan untuk kehamilan yang lebih lama dari 13 minggu, hanya  8,1 % perempuan membutuhkan intervensi berupa pembedahan karena kehamilan yang berlanjut atau aborsi yang belum tuntas.  

Jika tidak ada akses untuk layanan aborsi aman yang legal atau layanan bantuan aborsi seperti Women on Web, kemungkinan besar seseorang akan berpaling pada pilihan berbahaya untuk menginisiasi aborsi. Metode-metode itu lebih berbahaya daripada aborsi dengan pil!